Langsung ke konten utama

Kuliah Kedokteran di Luar Negeri (China)

 Kedengarannya keren, kan? Padahal kuliah di luar negeri itu nggak semata-mata keren seperti yang orang-orang mungkin bayangkan.

Aku ga pernah nyangka sih, kalau bakal diberi kesempatan untuk bisa merasakan kuliah di luar negeri. Bahkan setelah aku ingat-ingat lagi, sepertinya aku termakan omongan sendiri. 

Dulu, saat masih duduk di bangku SMA tahun 2014 pernah ada teman yang ikut student exchange ke luar negeri, dengan santainya aku berkomentar..

"Ke luar negeri itu jalan-jalan aja, nggak usah sekolah. Pusing"

Lalu setahun berikutnya, di tahun 2015 aku berangkat ke China untuk kuliah. Memang takdir suka se-random itu, hati-hati aja sih dengan ucapanmu. Hahaha.

Aku mengambil jurusan kedokteran, karena memang itulah impian sejak kecil. Pernah pengen jadi polwan untuk mewujudkan keinginan papaku, tapi sepertinya memang nggak jodoh sama profesi itu. Kuliah di luar negeri pun juga awalnya keinginan papaku. Beliau pernah bilang, 

"Kak, coba cari sekolah di luar negeri kalo ada". 

Saat papa bilang itu, yang ada di pikiran aku cuma... "nggak mungkin ada" (karena aku tinggal di kota kecil yang sangat jauh dari informasi seputar itu), tapi karena takdir Allah, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba datanglah kakak kelas yang beda tingkatnya jauh banget dari aku datang ke sekolah untuk mempromosikan universitas di China dan pas banget jurusannya adalah jurusan kedokteran. 

Topik ini pun yang kemudian menjadikan videoku di youtube banyak di lihat orang. Ternyata banyak juga yang ingin berkuliah di luar negeri. Maka dari itu aku akan sharing disini bagaimana awal aku daftar, persyaratan yang dibutuhkan, gimana di sana, dan sebagainya. Mungkin ga akan cukup di satu postingan aja. Jadi untuk yang membaca ini, kisah lengkapnya bisa dilihat di label medschool atau uncensored life.

So, as I already told you.. negara yang aku pilih adalah China. Nama universitasnya adalah Nanjing Medical University atau gampangnya disebut NMU. Universitas ini seperti namanya, memang isinya khusus di bidang medis/kesehatan, tapi saat aku mendaftar waktu itu yang menyediakan kursi untuk mahasiswa internasional hanya fakultas kedokterannya saja. Sekarang NMU sudah membuka banyak fakultas yang menerima mahasiswa internasional seperti Nursing school, Rehabilitation Medicine, Radiology, dll. Tapi jurusan MBBS (Kedokteran)  tetap paling banyak diminati.  

Aku mendaftar lewat agen orang (bukan badan) yang memasukkan kakak kelasku ke NMU juga. Orangnya baik banget dan bukan tipe agen pemeras seperti kebanyakan agen, hehehe.. tapi sayangnya sekarang ia sudah berhenti menyalurkan pelajar ke NMU konon katanya karena persyaratan masuk NMU sudah lebih sulit. 

Jujur aja, pada waktu itu memang persyaratan yang dibutuhkan untuk masuk ke sana sangatlah mudah. Hanya dengan menyerahkan nilai rapot semester 1 sampai semester 5 (kelas 12 semester 1), nilai ujian, dan hasil psikotest, toefl pun optional. Memang cocok banget untuk aku yang pada saat itu males ujian SBMPTN hehe, karena kalian tau sendiri kan betapa sulitnya persaingan masuk ke FK di Indonesia ini. Jadi, saat tawaran itu disuguhkan didepan mata, tanpa pikir panjang lagi aku langsung memantapkan hati, membangun tekad dan minta restu orangtua. Orang tua yang memang pengen juga anaknya kuliah di luar negeri pada saat itu mendukung aku 100%, semangatku jadi menggebu-gebu karena takdir ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan aku yakin pilihan ini akan merubah hidupku yang selama ini sangat monoton.

Well, sebelum semua diputuskan secara final, bapak agen itu memang memperingatkan aku dan orangtuaku untuk mempertimbangkan lagi keputusan ini. Dia bilang, kalau sudah kuliah kedokteran di luar negeri, mau balik mengabdi di Indonesia itu bakal susah. Sebagai anak 17 tahun yang baru saja lulus SMA dan terbutakan oleh ekspektasi indahnya kuliah di luar negeri, pertimbangan itu tidak pernah sampai di otakku pada waktu itu. Papa memang sempat berpikir ulang sih, tapi ketika beliau melihat semangatku, melihat spark in my eyes whenever I talk about it, akhirnya beliau memutuskan untuk tetap mendukungku dan memberiku pesan yang sampai saat ini masih aku ingat dan mungkin akan selamanya aku ingat..

Beliau bilang "kamu sekolah kesana niat cari ilmu saja kak, bukan niat cari kerja". So, okay the deal was made kemudian aku berangkat ke Cina. Setelah berada disana ternyata... surprise surprise.. Kalau kalian pernah dengar ucapan "Masih lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang" itu ada benarnya loh teman-teman hahaha. Cerita selengkapnya tentang negri tirai bambu ini bakal aku post next time yaaa..

So anyway, setelah beberapa tahun kuliah di China, hidupku memang benar-benar berubah,sih. Banyak hal yang aku dapat, baik itu manfaat maupun kesulitan. Terutama hal yang berhubungan dengan keberlanjutan hidupku, hehe. Setelah lulus dari sini, lalu apa? Pikiran ini baru muncul ke otakku setelah aku ada di tahun ke-tiga atau ke-empat kalau tidak salah ingat. Pokoknya telat banget.. udah nggak bisa balik ke titik awal lagi. Karena sudah terlalu banyak waktu yang terpakai disini.

Sebenarnya kuliah disini membuka wawasanku tentang dunia di luar Indonesia, ternyata ada banyak kok pilihan lain selain kembali ke Indonesia. Contohnya, MBBS (Medical Bachelor and Bachelor of Surgery)-- gelar yang nantinya akan aku dapat ini, kalau di Indonesia akan di konversi menjadi "dr." bisa melanjutkan ke USA dengan cara mengambil ujian USMLE, atau kalau mau ke Inggris ujiannya namanya PLAB, ke Australia juga bisa, ke Singapore pun bisa, stay di China dan menjadi dokter di China bisa, melanjutkan pendidikan sampai S3 di China juga bisa tanpa harus ada koneksi orang dalam dan biaya yang selangit hahaha. Kita bisa kemanapun kita mau, kalau kita mau. But... untuk kembali ke Indonesia memang harus ada serangkaian proses panjang yang harus dilewati dan bakal memakan waktu yang sangat lama. 

Setelah mengetahui fakta-fakta tentang kembali ke Indonesia, atau sering disebutnya "proses penyetaraan", aku sempat berpikir.. atau aku nekat saja lah ya coba-coba ke USA, tapiii kemudian aku mikir lagi.. terus gimana dengan cita-citaku yang ingin merawat orangtua di usia tua? Kalau aku jauh, gimana aku mau menemani mereka di usia tua. Akhirnya aku memutuskan untuk, okelah mungkin aku akan berusaha kembali ke Indonesia saja walaupun harus merelakan waktu yang seharusnya aku sudah bisa menikah, berkeluarga, stabil secara finansial, dll. Demi menjadi dokter keluarga, maka akan aku lakukan. Begitulah niatku selanjutnya.

Untuk sistem kuliah di China ini beda dengan sistem di Indonesia yang 3,5-4tahun nya digunakan untuk mendapat gelar S.Ked kemudian 2 tahun koas, kami di China menempuh 5 tahun pendidikan dan 1 tahun koas. Jadi, 6 tahun kami habiskan untuk mendapat gelar MBBS. Kemudian, apabila kami mau kembali ke Indonesia, kami harus melalui proses penyetaraan yang membutuhkan waktu 1-3 tahun lagi untuk akhirnya dapat diakui gelar 'dokter' kami di Indonesia. Belum selesai sampai disitu aja ya teman-teman, proses penyetaraan ini kan artinya kami koas lagi (padahal sudah jadi dokter di China, hehe).. jadi setelah proses penyetaraan di Indonesia, kami akan di sumpah dan berstatus legal sebagai dokter di Indonesia, dimana setelah sumpah, dokter-dokter di Indonesia ini perlu menjalani internship terlebih dahulu selama 1 tahun sebelum mendapat surat izin praktek yang tetap. Jadi, kami pun juga harus melakukan proses yang sama seperti dokter di Indonesia... sehingga total waktu yang dibutuhkan dari pendidikan hingga benar-benar jadi dokter yang diakui Indonesia kurang lebih 10 tahun. Hahaha, mantap kan? 

Maka dari itu, untuk yang berkeinginan kuliah kedokteran di luar negeri dan membaca postingan ini (semoga kalian semua membaca sebelum memutuskan). Saran dari aku, kalau memang kalian pengen banget kuliah di luar dan berorientasi untuk melanjutkan kehidupan di luar, silahkan aja. It will be a great opportunity, kalian akan bisa melihat banyak sekali hal yang gak akan kalian temukan di negeri sendiri, wawasan dan pengalaman itu mahal harganya, koneksi juga akan meluas karena pasti teman-teman kalian berasal dari mancanegara. Tetapi, untuk kalian yang ingin kuliah kedokteran tetapi orientasinya kembali ke negeri tercinta kita Indonesia ini, coba pikirkan lagi "harga" yang harus kalian bayar. Terutama dari segi keefektifan waktu. Percayalah, akan ada masa dimana one day you'll see your friends of the same age get married, build a family, already earn money, etc while you still struggling getting your degree and that sucks, really. Haha, tapi semua itu kembali ke niat masing-masing ya teman-teman.. kalau kalian nggak masalah menggunakan waktu selama itu, then go, fight for it! 😊

Yang penting jangan pernah menyesal atas keputusan yang telah dibuat, dan apapun itu pasti jalan terbaik yang sudah digariskan oleh Tuhan. Harus banyak berdoa, banyak ikhlas, dan banyak tutup telinga karena akan ada banyak sekali cibiran dari orang-orang sekitar yang gak paham dengan keputusan kita. 

Ya, jadi sekian dulu postingan tentang kuliah di luar negeri ini. Walaupun kesannya nggak enak banget, tapi sebenernya banyak banget pengalaman yang tidak akan pernah terjadi kalau aku nggak kuliah di China. Jadi, kalau aku harus kembali ke waktu itu dan memilih.. aku akan tetap memilih pilihan yang sama karena lagi-lagi, knowledge and experience itu mahal harganya. Aku bangga karena pernah kuliah di luar negeri dan bisa bersaing dengan orang-orang dari seluruh dunia membawa nama Indonesia, bukankah Indonesia seharusnya bangga akan hal itu? Hehe. 

Stay tune for postingan selanjutnya yah! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's Just Another Plot Twist

Koas, di Indonesia memang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi mahasiswa fakultas kedokteran yang belum melaluinya. Apalagi kalau mahasiswa kedokterannya dari China haha. Terus terang saja, di China aku belum pernah mendengar keluhan anak koas seperti anak koas di Indonesia yang cerita koasnya itu meme-able  banget.. Sejak aku masuk NMU tahun 2015, China menjadi satu-satunya pilihan tempat koas. Namun, saat aku duduk di tahun ke-empat, NMU telah berafiliasi dengan salah satu rumah sakit di Indonesia, sehingga memungkinkan mahasiswa dari Indonesia memilih koas di negeri sendiri.  Saat mengetahui adanya pilihan itu aku mulai berpikir harus memilih yang mana, memang sih kalau koas di China kita harus membaca rekam medis dan berdialog dengan pasien menggunakan bahasa mandarin, tapi aku percaya, setidaknya aku bisa sering-sering ke ruang operasi. Bisa menyaksikan operasi kecil maupun besar secara langsung apalagi menjadi asisten surgeon yang mungkin adalah pengalaman yang sang...

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Selamat datang di blog sederhana ini teman-teman virtual-ku! 😄 Sebenernya ini agak telat sih bikin blog nya.. seharusnya dari dulu aja aku bikin blog ya, daripada bikin channel youtube yang sampe sekarang hampir gak pernah disentuh. Karena yah.. kalo mau jadi vlogger itu memang harus banget fokus dan konsisten, ditambah memerlukan waktu yang tidak sedikit pula.  Dari dulu tuh aku selalu mencari-cari, sebenernya aku ini bisanya apa, sih? Bakat ku sebenernya apa? Nyanyi pas-pasan, dance atau tari tradisional ga bisa, main musik ga bisa, olah raga juga ga bisa. Pernah mencoba ke dunia per-youtube-an, tapi ternyata juga ga semudah itu. Dari proses rekam video, editing, dll.. ada aja yang bikin ga sreg sama hati nurani. Sampai akhirnya ada suatu saat dimana aku sadar.. "Kan aku hobi baca buku dan nulis, kenapa nggak ditekuni aja?".  Aku itu suka banget nulis. Tentang apapun. Entah itu menulis tentang tips dan trik, berbagi pengetahuan, curhat, sampe nulis fiksi seperti cerpen dan...